REALITANUSANTARA.COM
Padang – Dr. Hasto Kristiyanto Dosen mengajak mahasiswa Universitas Andalas untuk meneladani jiwa kepemimpinan para pendiri bangsa yang mayoritas berasal dari Sumatera Barat.
Ia juga menantang mahasiswa Universitas Andalas untuk berani melaksanakan Konferensi Mahasiswa Asia Afrika dan diadakan di Padang seperti yang pernah dilakukan mahasiswa Universitas Indonesia pada tahun 1956 dengan mendatangkan peserta dari 26 negara.
Hal itu disampaikannya saat mengisi kuliah umum yang bertajuk “Tantangan Geopolitik Mewujudkan Indonesia Emas 2045” di hadapan civitas akademika Universitas Andalas pada Rabu (5/7) serta tokoh masyarakat yang hadir.
Menurut Hasto, pada masa lampau, saat pendidikan belum cukup maju seperti sekarang ini, bumi Minang mampu melahirkan banyak tokoh-tokoh cendekiawan.
"Sistem pendidikan Hindia Belanda saat itu mampu melahirkan banyak tokoh-tokoh pembebas, tokoh-tokoh cendekiawan dari Sumatra Barat yang tidak bisa dihitung jumlahnya, kepeloporannya, peran sertanya bagi NKRI," ucap Hasto yang juga merupakan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan tersebut.
Sebut saja nama-nama seperti Mohammad Hatta, Soetan Sjahrir, Moh. Yamin, Agus Salim atau bahkan Tan Malaka.
Ia mengibaratkan, jika dulu mencari tokoh-tokoh bangsa, misalkan dari 10 orang, itu bisa didapat tujuh sampai delapan orang dari Ranah Minang.
"Tetapi mengapa kemudian nampak kepemimpinan ini menunjukkan penurunan, apakah ada yang salah?" papar Hasto.
Lebih lanjut, ia menuturkan Universitas Andalas pada hari ini harus memimpin suatu kajian-kajian ilmiah untuk menemukan kembali the spirit of intellectual leadership yang ada di bumi Ranah Minang ini.
Baginya, intelektual leadership tersebut menjadi ciri utama masyarakat Minang. Oleh sebab itu dikatakannya, kampus harus menjadi tonggak atau wahana dalam menggembleng calon pemimpin bangsa dan di Sumatra Barat ini.
"Berbicara tentang pemimpin bangsa, berbicara tentang negarawan yang visioner, itu Sumatra Barat tempatnya," pungkasnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Andalas Prof. Yuliandri menceritakan sejarah pendirian kampus yang diresmikan oleh Wakil Presiden Pertama RI Moh. Hatta.
Dikatakannya, sosok Bung Hatta sebagai seorang nasionalis yang kemudian beliau menyampaikan sebelum meresmikan Universitas Andalas, terlebih dulu mendirikan Universitas Hasanuddin Makassar. “Bung Hatta ini sosok nasionalisme di tokoh kita yang dwitunggal bersama Bung Karno,” ujarnya.
Ia berharap ke depan Universitas Andalas dapat dijadikan sentra penelitian bagi pengembangan Wawasan Kebangsaan, terutama dalam mengembangkan berbagai konsep untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Hal yang sama juga diungkapkan Gubernur Sumbar Mahyeldi menjelaskan saat ini Indonesia membutuhkan keteladanan-keteladanan dari para pemimpin masa lalu, terutama adalah Proklamator RI Bung Karno-Bung Hatta.
“Maka marilah melihat dan belajar dari pemimpin kita di masa lalu, bagaimana negara Indonesia yang besar, luas dan heterogen, dapat terjaga dengan baik dalam kerangka NKRI,” ujarnya.(*)
Humas dan Protokol UNAND
Post a Comment