REALITANUSANTARA.COM
MENTAWAI - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Mentawai melaporkan 61 sapi bali terjangkit virus jembarana di 5 dusun di Kepulauan Mentawai.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) DKPP Mentawai, Chandra Richardo Sipayung di ruang kerjanya pada hari ini Rabu, (01/10/2025).
61 hewan ternak jenis sapi Bali itu dilaporkan mati akibat terjangkit virus Jembrana di lima dusun, dua kecamatan, Mentawai.
Adapun sebaran dusun di dua kecamatan itu meliputi pertama, dusun Tunas Baru dan dusun Karya Bhakti di Desa Sipora Jaya, Kecamatan Sipora Utara. Kedua, dusun Pujaringan, Tunang dan Pasapuat, Desa Saumangaya, Kecamatan Pagai Utara.
Kabid Peternakan DKPP Mentawai menyebutkan, Sapi Bali tersebut merupakan pengadaan bantuan tahun anggaran 2025 sejumlah 91 ekor yang terdiri dari sapi Bali jantan 6 ekor dan sapi Bali betina 84 ekor. Bantuan itu tersebar di tiga kecamatan yaitu kecamatan Sipora Utara, Sikakap dan Pagai Utara.
Sebelum didistribusikan, dikatakan, sapi tersebut telah di karantina selama tiga Minggu di Kota Padang. Selama masa karantina sapi telah dilakukan pengujian dari laboratorium Penyakit Mulut dan Kaki (PMK), Uji Titer Anti Bodi, Jembrana dan Vaksinasi Jembrana dengan hasil negatif atau dinyatakan sehat oleh Balai Veteriner Bukit Tinggi.
Setelah itu pada 24 Juli 2025, Sapi tersebut diberangkatkan menggunakan kapal ASDP dengan tujuan Sikakap, Kecamatan Sikakap. Selanjutnya pada 25 Juli 2024 diberangkatkan menggunakan kapal ASDP menuju Tuapejat, Kecamatan Sipora Utara.
"Sesampainya di lokasi penerima, sapi dalam keadaan sehat dan diserahkan kepada kelompok penerima," ujar Chandra.
Disebutkan, penyerahan kepada kelompok di Kecamatan Sikakap dan Kecamatan Pagai Selatan dilakukan pada 25 Juli 2025. Selanjutnya pada 26 Juli 2025 diserahkan kepada kelompok Kecamatan Sipora Utara pada 26 Juli 2025.
Secara administrasi lanjut dia, sapi tersebut telah dilakukan proses holding ground atau tempat penampungan selama 1 Minggu atau sampai pada 1 Agustus 2025. "Setelah holding ground, sapi masih dinyatakan dalam kondisi sehat," tambahnya.
Selanjutnya, sapi diserahkan kepada kelompok di masing-masing penerima bantuan. Namun pada 4 Agustus 2025 pihaknya menerima laporan tentang adanya sapi mengalami gejala penurunan nafsu makan. Setelah itu berselang 1 Minggu dilaporkan terjadinya kematian 14 ekor sapi di 5 lokasi kelompok penerima bantuan tersebut.
"Gejalanya ada pembekakan di bagian kaki depan, belakang, demam tinggi melebih 40 derajat Celcius, nafsu makan menurun," imbuhnya.
Menanggapi laporan tersebut, pihak DKPP Mentawai meminta Balai Veteriner Bukit Tinggi untuk melakukan investigasi.
Maka pada 15 sampai 17 Agustus 2025, Tim Balai Veteriner Bukit Tinggi turun ke lokasi untuk melakukan pengambilan sampel. Begitu juga dengan sampel sapi lokal kelompok penerima bantuan.
"Dari hasil laboratorium terdapat penyakit berupa parasit darah, anaplasma dan theileria serta positif Jembrana dari 18 sampel yang diambil," terang Kabid itu.
Ia menjelaskan, dari hasil investigasi tim Balai Veteriner, Bukit Tinggi diketahui sapi Bali terjangkit virus Jembarana disaat dalam proses lalu lintas Padang-Mentawai. Khusunya, pada saat pengantrian masuknya sapi ke dalam kapal selama satu hari.
"Dimana kota Padang masih endemis penyakit Jembrana dengan adanya penularan vektor-vektor atau lalat dan nyamuk terbawa ke titik lokasi distribusi," paparnya.
Kemudian terdapatnya sapi yang telah divaksin sebagian sebagai karir Jembrana. Sehingga ketika tiba dilokasi sapi mengalami stres dan kurangnya daya kekebalan tubuh. Virus tersebut kemudian menyebar dan menular terhadap sapi lainnya melalui lalat, nyamuk dan tabanus SP. Selanjutnya terjadi akibat penularan dari hewan lain seperti Kerbau, Kambing dan Domba.
Pasca Sapi Terjangkit Virus Jembrana, DKPP Mentawai Sampaikan Imbau kepada Kelompok
Pasca kejadian, DKPP Mentawai melakukan upaya membuka ruang komunikasi, informasi dan edukasi ke setiap kelompok penerima bantuan.
Selain itu, pihaknya juga memberikan obat-obatan kepada kelompok penerima bantuan seperti, anti bakteri dan anti parasit serta obat penurunan demam.
"Kita menyarankan agar ternak di isolasi dan diberikan tambahan pakan seperti air kelapa dan air gula merah, dan pengendalian vektor lalat dan nyamuk dengan memberikan disenvektan, pengasapan kandang untuk mengurangi vektor," sebut Chandra Ricardo.
DKPP Mentawai saat ini tengah menunggu penetapan status terkait wabah virus tersebut. Setelah ditetapkan, pihaknya melakukan penanganan hingga wabah virus Jambrana dapat terkendali. "Artinya, hanya pelarangan sementara," imbuhnya.
Setelah adanya kajian pelarangan dari tim investigasi, pihaknya dapat mengeluarkan kembali surat edaran terbaru terkait status wabah tersebut.
Wabah virus Jembrana dikatakan hanya menyasar sapi Bali. Namun untuk hewan ternak lain seperti sapi biasa, kambing dan domba tidak bermasalah.
DKPP Mentawai telah melakukan penanganan awal antara lain, pertama, KIE (Komunikasi Informasi dan edukasi) terhadap masayarakat ternak. Kedua, pengendalian Vektor (lalat,nyamuk) sumber penularan. Ketiga, pemberian desinvektan untuk mengurangi penyebaran. Keempat, pemberian Vitamin Suportif, antibiotik dan analgesik untuk sapi yang sakit dilakukan penanganan sedang berlangung.
Selanjutnya, vaksinasi Jembrana terhadap sapi bali; total sapi yang tervaksin s.d saat ini 68 ekor untuk wilayah sipora utara dan 37 ekor untuk wilayah pasapuat kecamatan pagai utara.
Penerapan biosecurity; isolasi ternak sakit dan tidak melakukan lalulintas ternak antar wilayah guna pencegahan penyebaran.
Penyampaian pengajuan permohonan ke Dinas Propinsi dan Balai Karantina untuk penundaan sementara pemasukan sapi bali ke Mentawai sampai situasi penyakit jembrana terkendali.
DKPP Mentawai mengalami kendala-kendala yang dihadapi antara lain, Kurangnya tenaga teknis/dokter hewan dan paramedik veteriner, minimnya obat-obatan, adanya beberapa peternak yang belum memahami vaksinasi.
Kemudian, lambatnya penanganan dikarenakan jarak tempuh lokasi yang jauh.
Kabid Peternakan itu berharap masyarakat saling mengerti terkait penyakit virus yang tengah terjadi. Pihaknya tengah berupaya agar virus tersebut dapat terkendali sehingga kondisi dan situasi kembali normal seperti semula.
Posting Komentar