Pesantren Harakatul Quran Akhirnya Terima Bantuan DPRD Sumbar Setelah 70 Persen Bangunan Rusak.

REALITANUSANTARA.COM

PADANG - Kondisi memprihatinkan yang dialami Pondok Pesantren Harakatul Quran di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Kabung Ganting, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, akhirnya mendapat perhatian dari DPRD Sumatera Barat. Pada Kamis (4/12), Ketua DPRD Sumbar, Muhidi, datang langsung ke lokasi untuk menyerahkan bantuan berupa uang tunai yang difokuskan bagi pembangunan fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK).

Sebelumnya, pesantren tersebut sama sekali belum tersentuh bantuan sejak banjir bandang melanda wilayah itu. Padahal, sekitar 70 persen bangunan pesantren rusak berat, ambruk, dan sebagian bahkan hanyut dibawa derasnya arus sungai. Kerusakan itu meliputi berbagai fasilitas penting seperti masjid, ruang belajar, hingga kamar atau tempat istirahat ustaz.

Muhidi menyampaikan keprihatinannya atas kondisi tersebut. Ia menilai pesantren ini semestinya segera mendapat dukungan sejak awal bencana. Karena itu, ia mengajak seluruh pihak mulai dari pemerintah kota, pemerintah provinsi, hingga Kementerian Agama untuk ikut membantu proses pemulihan pesantren.

"Untuk pembangunan gedung memang membutuhkan proses, tetapi kebutuhan mendesak seperti MCK harus segera dipenuhi. Oleh sebab itu, kami menyalurkan bantuan uang tunai untuk pembangunan MCK terlebih dahulu,” ujar Muhidi.

Selain bantuan dana, DPRD Sumbar juga menyalurkan bantuan tambahan berupa tempat tidur santri dan paket sembako. Bantuan ini diberikan agar para santri yang masih bertahan di lokasi dapat menjalani hari-hari mereka dengan lebih nyaman di tengah situasi darurat.

Di sisi lain, Roni, selaku Kepala Yayasan Pesantren Harakatul Quran, menjelaskan bahwa saat ini hanya sebagian kecil bangunan yang masih tersisa dan bisa digunakan. Dari seluruh fasilitas yang ada, hanya asrama santri dan dua ruang belajar yang masih berdiri. Akibat kerusakan yang parah, kegiatan belajar mengajar terpaksa dihentikan sementara waktu.

Pesantren yang biasanya menampung sekitar 60 santri itu kini hanya dihuni beberapa orang saja. Sebagian besar santri telah dijemput keluarganya masing-masing karena faktor keselamatan dan kondisi lingkungan pesantren yang belum layak digunakan.

Label:

Posting Komentar

[facebook]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.